Senin, 25 Januari 2016

Keindahan Alam Indonesia (Eps. Memburu Tebing di Gunung Berapi [Gunung Slamet])

            Mulai dari perjalanan dan petualangan saya di dalam alam belantara nan indah ini. (Lebay dikit tapi emang beneran bagus sih).

            Beberapa dari kita mungkin sudah ada yang pernah pergi dan berpetualang ke alam terbuka, dan yang paling umum adalah pendakian ke gunung yang sekarang dah jadi "tren" gara - gara film yang ada di penggaris (sekian cm.. He2.. Ngegaring. ^^”). Memang kita akan merasa puas dengan mendaki dan pada jaman yang sedikit - sedikit selfie dan foto - foto, kita akan merasa puas dengan mendapat foto-foto yang berbeda dari pemandangan di perkotaan.

            Dalam mendaki kita butuh persiapan, terutama persiapan dalam informasi, maka akan saya coba jabarkan informasi - informasi yang bersangkutan dengan Gunung Slamet ini.

            Gunung Slamet ini adalah gunung tertinggi kedua di Pulau Jawa setelah Gunung Semeru, bisa dibuktikan dengan mengunakan peta AMS (Army Map Service) kalau Gunung ini merupakan gunung tertinggi kedua. He2.. Terdapat beberapa kawah di gunung ini yang semuanya masih aktif, bisa diliat dari asap belerang yang masih sering “ngebul” di dapur perkawahan. He2..

            Gunung Slamet ini terletak diantara 5 kabupaten yaitu Kabupaten Brebes, Kabupaten Banyumas, Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Tegal dan Kabupaten Pemalang dan terletak di Provinsi Jawa Tengah. Letak Geografis-nya ada di 7°14’30” LS - 109°12’30” BT dengan ketinggian puncak 3.428 mdpl.

Ada beberapa jalur yang dapat dilalui, antara lain adalah jalur berikut:
·     Desa Bambangan yang terletak di Kabupaten Purbalingga (sebelah Timur Gunung Slamet).
·     Kecamatan Baturaden yang terletak di Kabupaten Banyumas (sebelah Selatan Gunung Slamet).
·     Dusun Kaliwadas yang terletak di Kecamatan Sirampog, Kabupaten Brebes (sebelah Barat Daya Gunung Slamet).
·    Desa Guci yang terletak di Kabupaten Tegal (sebelah Barat Daya Gunung Slamet).

Saya kebetulan melalui jalur pendakian Kaliwadas. Jalur ini umum tapi jarang yang melalui jalur ini, padahal jalur ini sangat menarik, tujuan awal saya melintasi jalur ini adalah untuk mendapatkan sensasi baru dari jalur yang jarang dilalui. Biasalah ya mencari tantangan baru buat mendapatkan bayaran yang setimpal dari pembiayaan. He2..

Perjalanan di lakukan selama 5 hari (27 November 2012 – 31 November 2012) termasuk berangkat dari Bandung dan pulang ke Bandung. Saya juga akan memberikan informasi selengkap-lengkapnya buat referensi siapa tau bakal bisa ngebantu waktu pendakian ke lokasi ini. (Koordinat yang saya gunakan adalah koordinat untuk peta topografi AMS, altimeter yang digunakan adalah altimeter barometer)

27 November 2012
            Pada hari ini, saya dan 2 teman saya berkumpul dan memperiapkan barang bawaan pada pukul 11.00 WIB, dan kami berangkat dari Pool Goodwill pada pukul 19.30 WIB. Kami menggunakan Bis Goodwill karena bis ini tergolong murah untuk anak usia kuliahan, berusaha mendapatkan hasil yang memuaskan dengan biaya yang serendah - rendahnya. He2.. Sambil berbincang kami pun akhirnya tertidur juga dan bis penuh sesak karena bis ini bukan bis patas, tapi bis ini tergolong cepat dalam melaju.

28 November 2012
            Saking cepatnya pukul 03.30 WIB, bis ini udah sampe aja di tujuan kita, sampailah di Bumiayu. Sempat terjadi kebingungan karena kami mulai mencari angkutan atau kendaraan kita enuju destinasi selanjutnya, untung ada ojek – ojek yang sudah “stand by” di Bumiayu ini, walau pun jumlah tukang ojek yang ada sedikit tapi tukang ojek ini benar” membantu kami menghadapi kegalauan mencari kendaraan (alay.. ha2..). Akhirnya dapat lah 3 tukang ojek dan mulai berangkat menuju Pasar Bumiayu pada pukul 03.36 WIB. Begitu sampai di Pasar Bumiayu ini, langsunglah dapat angkutan mobil bak terbuka pukul 03.41 WIB menuju Pasar Sirampog/Pengasinan. Dari Pasar Bumiayu ini, mobil bak terbuka ini bakal ngelewatin daerah pedesaan yang jelas udaranya masih seger. Sambil jalan, mobil ini mengangkut orang - orang dan pedagang - pedagang yang mau jualan di Pasar Sirampog/Pengasinan.
            Sampai di Pasar Sirampog pukul 04.49 WIB dengan disambut dengan keramaian pasar pedesaan dan sejuknya udara pagi. Setelah turun sejenak, kami sedikit berfoto - foto dan mengambil beberapa waktu untuk sarapan di warung nasi dekat pasar. Setelah makan dan ngobrol santai, kami melakukan “planning” ulang untuk memastikan akan berjalan atau pakai angkutan. Pada awalnya kami merasa akan berjalan kaki, tapi ujung - ujungnya kami memutuskan untuk menggunakan ojek lagi, tidak seperti apa yang kami bayangkan, dari Pasar Sirampog ini ternyata jalan meuju Pos Perijinan jauh banget.
           Setelah sekitar sejam kami menggunakan ojek, akhirnya kami sampai di Pos Perijinan (02953.91991 alti GPS 1785mdpl) ini kami langsung berbincang dan ijin menggunakan tempat untuk istirahat sejenak. Pos Perijinan ini sebenarnya tidak berbentuk seperti pos biasanya, tempat perijinan ini berupa rumah warga dan kami untungnya naik ojek yang sudah paham lokasi perijinan pendakian. Setelah selesai istirahat, packing ulang dan mempersiapkan segala sesuatunya, pukul 11.40 WIB kami memulai pendakian. Jalan yang kami tempuh berupa jalan setapak bebatuan dan jalan tanah, seringkali kami menemui percabangan - percabangan dan kami sempat bertanya ke penduduk sekitar untuk melalui percabangan tersebut.
Setelah berjalan 51 menit, kami menemukan Shalter (02963.91980 alti I 1840 mdpl, alti II 1880 mdpl), yang terdapat bendungan yang tingginya sekitar 5 meter-an, air di bendungan ini cukup menarik dimana warnanya hijau kebiru - biruan. Tetapi Shalter ini tidak dianjurkan untuk mendirikan tenda karena berada pada daerah rawan longsor. Pada Shalter I ini juga akan ditemui batas perubahan vegetasi dari pepohonan pinus ke hutan heterogen.
Pada pukul 12.43 WIB kami berangkat dari Shalter 1 menuju Pos I Pondok Growong (02969.31977 alti GPS 1992 mdpl, alti I 1990 mdpl) jalur akan mulai menanjak dan medan menuju Pos I adalah bebatuan dan juga tanah. Jalur sedikit rimbun waktu mendekati Pos I. Setelah sampai, kami pun memasak makan siang, disebelah Pos ini terdapat pohon yang cukup tinggi tetapi memiliki lubang di bagian bawahnya (mungkin ini lah yang dimaksud pondok growong karna growong sendiri punya arti lubang, he2..). Mengambil waktu sejenak, kami pun berfoto-foto ria di pohon tersebut.
Pada pukul 15.30 WIB kami melanjutkan perjalanan dari Pos I menuju Sumur Penganten (02970.91977 alti GPS 1993 mdpl, alti I 2020 mdpl), akan melalui jalur datar yang pada kanan dan kirinya terdapat semak-semak dan terdapat jalan setapak yang ditutupi oleh rumput. Pada jalur menuju Sumur Penganten ini terdapat banyak percabangan yang samar-samar, akan tetapi terdapat satu jalur utama yang menuju ke Sumur Penganten. Melewati Sumur Penganten, kami sedikit menjauh dari gunung. Pada Sumur Penganten terdapat mata air yang yang bisa diambil dengan menuruni tangga yang terbuat dari besi dan kondisi tangga sudah sangat rapuh untuk dilalui dengan dinding mata air yang berlumut, serta terdapat sesajen disekat sumber mata air tersebut. Pada Sumur Penganten ini juga terdapat rumah kecil yang terdapat sesajen. Sedikit berbau angker di tempat ini karena tidak hanya di rumah kecil tersebut saja, melainkan ada sesajen di tempat mengambil air tersebut. Pada saat kita berhenti sejenak setelah mengambil air, kami bertemu sekumpulan orang yang sedang melakukan wisata dan ada 2 orang tua yang memasuki rumah kecil yang berisi sesajen tersebut, dan kami pun mengambil waktu sejenak untuk mengambil foto dengan mereka dan mereka pun berfoto dengan kami, sampai ada yang ingin merasakan beratnya tas kami dan berfoto dengan kami. He2..
Pukul 16.30 WIB dari Sumur Penganten kami melanjutkan menuju Pos III (02991.91971 alti GPS 2290 mdpl, alti I 2220 mdpl), terdapat jalan setapak dan jalan tertutup oleh semak tumbuhan jelatang. Kelembapan pada jalur ini mulai tinggi, dapat dilihat dari banyaknya pepohonan dan juga akar yang berlumut, pohon pada jalur ini lumayan tinggi dan rimbun, dan terdapat beberapa akar gantung di jalur ini. Pada jalur ini juga terdapat 2 pos bayangan yang masing-masingnya cukup untuk mendirikan 2 tenda ukuran 3 orang, akan tetapi pada pos bayangan yang pertama di jalur ini, tidak dapat didirikan tenda karena dasarnya terdapat akar yang menonjol. Pada medan ini terdapat tragedi dimana tracking pool salah seorang dari kami yang rusak hanya untuk memukul tumbuhan jelatang, dan kami pada jalur ini menggunakan jaket karena pada saat itu mulai sore dan belum bertemu dengan tempat datar untuk mendirikan tenda. Akhirnya kami memutuskan untuk basecamp di Pos Bayangan II. Pada pukul 18.13 WIB dan dengan cepat mendirikan tenda karena pada saat itu hujan mulai turun.

29 November 2012
Setelah bermalam di Pos Bayangan II, kami pun bangun pukul 06.00 WIB, dan kami memulai perjalanan ke Pos III pada pukul 10.15 WIB setelah sarapan, membereskan tenda dan juga packing ulang dan sampai di Pos III pada pukul 10.35 WIB. Setelah berisitirahat sejenak di Pos III, pada pukul 11.15 kami melanjutkan pergi ke  Pos V Samyang Wenah (03002.91979 alti GPS 2740 mdpl, alti I 2640 mdpl), setelah jalan 30 menit dari Pos III ternyata terdapat Pos Bayangan dan berhenti sejenak dan kami melanjutkan lagi pada pukul 12.03 WIB untuk menuju ke Pos V Samyang Wenah kami membutuhkan waktu 1 jam 13 menit, jalan pada jalur ini mulai menanjak terjal, jalan yang dilalui pun mulai terdapat jurang di sisi kanan dan kirinya. Pada sepanjang jalur ini terdapat banyak sekali pepohonan tumbang dan pada tumbuhan tersebut terdapat lumut, kami pun sampai di Pos V Samyang Wenah pada pukul 13.16 WIB. Pada jalur ini cukup licin, karena banyak sekali lumut yang terdapat pada akar, sehingga dibutuhkan pijakan yang kuat untuk melewatinya.
Kami melanjutkan perjalanan pada pukul 13.40 WIB dari Pos V dilanjutkan ke Pos Pelawangan (03012.91981 alti GPS 2900 mdpl), pada Pos ini terdapat tempat yang cukup luas dan terdapat pepohonan tinggi. Jalur menuju Pos Pelawangan ini naik dan turun, dan jalur ini merupakan sebuah punggungan yang dimana pada sebelah kiri jalur ini berupa tebing. Pada jalur ini juga mulai terdapat pepohonan kering yang terdapat bekas terbakar dan terdapat semak-semak yang berupa tanaman Edelweish. Di jalan menuju Pos Pelawangan terdapat sebuah shalter yang merupakan pertemuan dari 2 jalur, kami sampai di tempat ini pada pukul 14.14 WIB, dan pada tempat ini saya dan teman saya melihat jalur dan juga melihat tempat untuk mendirikan tenda. Sewaktu sampai di percabangan ini, terdapat tragedi dimana teman saya membawa jaket berbahan bulu angsa, dan pada saat tersebut sedang terjadi hujan, dia terpaksa menggunakan jaket bulu angsa dan takut akan bertambah berat ketika terkena hujan. Ha2.. Konyol sebenernya cuma awalnya terpikir kalau jaket tersebut akan menghangatkan badan. Setelah melewati shalter ini, pada jalur ini terdapat 2 Pos bayangan yang memiliki lahan sedikit miring. Dan dari shalter ini juga terdapat beberapa semak-semak yang mengharuskan untuk menunduk ketika melewatinya. Kami sampai di Pos Pelawangan pada pukul 17.15 WIB dan mulai mendirikan mendirikan tenda, Pos Pelawangan merupakan perbatasan vegetasi dari pepohonan menjadi bebatuan. Pada malam hari, kami merencanakan untuk pergi ke puncak dan mengejar matahari terbit dan merencanakan pada jam 04.00 WIB bangun untuk menyiapkan pergi ke puncak.

30 November 2012
Pada pukul 05.00 kami bangun, ternyata kami telat, dan pada pukul 06.30 WIB kami baru menuju Puncak Gunung Slamet (03031.91992 alti GPS 3448, alti I 3450), medan pada jalur ini berupa batuan kerikil, batuan lepas, dan juga pasir yang menjadi ciri khas sebuah gunung berapi aktif. Pada jalur ini juga terdapat jalur lintasan lahar yang lumayan besar dan tinggi, tinggi jalur lahar tersebut sekitar 5 meter. Pada jalur lahar ini juga terdapat sumber mata air yang berasal dari cekungan yang menampung air hujan. Untuk mencapai puncak Gunung Slamet via Kaliwadas, kita dapat menyusuri “bibir” kawah. Asap belerang pada kawah ini sangat pekat, hal tersebut terbukti pada saat kita menghirup asap belerang tersebut, maka kita akan langsung merasa pusing, sangat dianjurkan bagi pendaki yang melalui “bibir” kawah ini untuk menggunakan masker yang dapat menahan asap belerang. Tidak jauh dari Kawah tersebut terdapat sebuah tugu yang terbuat dari tumpukan batu yang tersusun rapi. Berjalan lagi menuju puncak Gunung Slamet, akan terdapat sebuah tugu yang merupakan tugu perbatasan wilayah, setelah melihat tugu perbatasan tersebut untuk menuju puncak kita perlu melintasi sebuah lembahan dan naik ke punggungan. Pukul 08.05 WIB kami sampai pada puncak Gunung Slamet, hanya terdapat sebuah plat besi yang menandakan bahwa tempat tersebut merupakan puncak Gunung Slamet.
Setelah mendaki melewati jaur Kaliwadas, kami pulang melalui jalur Baturaden. Pada pukul 09.16 WIB kami pun menuju tempat basecamp dan kami sampai di basecamp pada pukul 09.46 WIB dan kami merencanakan untuk tidak makan siang sampai pada Baturaden. Kami pun mulai turun melalui jalur Baturaden dan mulai berangkat pada pukul 12.00 WIB Untuk melewati jalur Baturaden dari Pos Pelawangan kita berbalik ke percabangan. Dari percabangan tersebut, berjalan melalui jalur Baturaden akan terdapat sebuah Pos Bayangan (03011.91974 Alti GPS 2518 mdpl, Alti I 2480 mdpl), kami tiba di Pos ini pada pukul 13.32 WIB, pos ini tidak begitu besar, hanya dapat di dirikan 1 tenda ukuran 3 orang. Medan dari percabangan menuju Pos Bayangan ini berupa turunan dan sedikit jalan datar, sebagian terdiri dari semak rimbun dan juga pepohonan tumbang yang mengharuskan untuk menunduk untuk melewatinya.
Setelah melewati Pos Bayangan, berjalan lagi menuju Pos III (03012.91965 Alti GPS 2290 mdpl, Alti I 2240 mdpl), pada pukul 14.10 WIB kami sampai di Pos III, medan pada jalur ini menurun sedikit curam, jalanan tanah dan licin, pada jalur ini terdapat akar yang dapat dipijak akan tetapi akar tersebut sedikit licin. Pos III ini tidak begitu besar, hanya dapat didirikan 2 tenda ukuran 3 orang.
Dari Pos III pada pukul 14.33 WIB, kami menuju Pos II (03019.91943 Alti GPS 1486), medan tidak jauh berbeda, jalur berupa tanah, licin, dan terdapat akar yang licin. Sebelum mencapai Pos II terdapat Pos Bayangan dan sumber mata air berupa sungai. Kami sampai di Pos Bayangan pada pukul 15.04 WIB. Pada Pos Bayangan dapat didirikan 2 tenda ukuran 3 orang, sedangkan pada Pos II dapat didirikan 4 tenda ukuran 3 orang. Letak sumber mata air sudah sangat dekat dengan Pos II. Dan kami sampai di Pos II pada pukul 16.16 WIB
Dari Pos II pukul 16.30 WIB menuju Pos I (Alti I 1100), jalan pun serupa masih turunan licin, tanah dan juga terdapat akar pohon yang licin. Yang sedikit membedakan adalah adanya genangan air pada jalur ini. Pos I ini cukup besar dengan pepohonan tinggi di sekitarnya, pada Pos I ini vegetasi sudah muali berubah menjadi Pohon Pinus yang tinggi. Pada Pos ini kami di tawari oleh salah seorang dari Pencinta Alam KMPA FISISP UNSUP untuk bermalam di kampus mereka karena kondisi sudah malam dan angkutan mulai susah. Dan kami sepakat untuk menerima tawaran tersebut.
Dari Pos I menuju gerbang Baturaden, medan berupa jalanan menurun yang landai dan datar, akan tetapi jalan masih berupa tanah. Setelah keluar dari hutan Pinus, pada pukul 18.30 WIB kami sampai di jalan aspal dan juga bebatuan yang mengarahkan ke objek wisata Pancuran Tiga. Jalur menuju Pancuran Tiga sudah berupa jalanan bebatuan yang tersusun rapi. Dan kami sampai di Pancuran Tiga pada pukul 19.15 WIB dan mulai menunggu untuk di jemput, dan selagi menunggu kami pun berendam di tempat pemandian air panas tersebut. Pada pukul 22.30 WIB kami sudah di jemput dan sampai di Kampus UNSUP pada pukul 23.15 WIB dan kami mencari makan malam dan juga tidur di kampus tersebut.

31 November 2012
Pada pagi hari kami bangun pada pukul 05.00 WIB untuk packing dan siap berangkat. Dan pada pukul 06.00 WIB kami minta ijin ke Mas Leo untuk pergi pulang. Selagi mencari angkutan kami sarapan bubur di depan Kampus UNSUP. Kami pergi ke terminal pada pukul 06.30 WIB dan sampai di terminal pada pukul 07.00 WIB. Pada saat kami sampai di Terminal Purwokerto, kami berpisah dengan Bapak Yuri. Saya dan Saudara Juni berangkat ke Bandung, sedangkan Bapak Yuri pergi ke Yogyakarta. Kami berangkat ke Bandung pada pukul 09.30 WIB dan sampai di Bandung (Terminal Cicaheum) pada pukul 17.39 WIB dan karena kondisi tahun baru, saya meminta tolong Bapak Ferdi untuk menjemput, sekaligus untuk menghemat pengeluaran. Pada pukul 18.08 WIB kami pun sampai di Kampus Maranatha.

Jumat, 01 Januari 2016

Tangki bocor? Ini solusi ampuh buat perbaikinya.

Memang banyak problem mengesalkan yang terjadi kalo kita pake motor tanpa merawatnya dengan baik, ntah dengan bensin yang kita beli di pinggir jalan, menambahkan oktan booster, dsb. Salah satunya hal mengesalkan itu adalah ketika tangki motor kita bocor, apa lagi motor sport, kan gengsi banget tuh kalo keliatan rembes sama kaya motor yang gw pake, motor sejuta yang membuat sistem injeksi pertama di Indonesia. Malu iya, setiap kali jalan aroma bensin semerbak di motor gw, enak sih bau nya tapi kan jadi perhatian orang karena aroma bensin kadang menyengat bagi sebagian orang.

Asalnya cuma kaya retakan dari cat di tangki doang, gw pikir ini rembes doang, setelah googling, banyak yg ngomong pake sabun, pake lem plastik, pake fiber n di campur sama ini itu, dsb.
Yg gw dapet cuma bertahan beberapa hari, habis itu ngelupas jadi lapuk, bolong sebesar jarum pentul. Edan, dari rembes, jadi ada netes" nya, isi full tank tiba" jadi 3/4 pas ga di pake, kesel banget lah, udah buat ngapel pasti jalan, bensin kebuang sia" pake rembes (curhat, wkwkwk) pasti kesel banget lah. Gw coba kombinasi pake sabun, fiber, lem super glue, n plastik steel. Gila berhasil bro, hasil nya gw bangga dan gw santai aja.

Sampe 1 mingguan bau bensin lagi nih, langsung liat di tempat bocor nya, gw liat tau"nya lapisannya ngelupas dan parahnya sekarang bocor nya sebesar tusuk gigi, beuh kuciwa euy, bensin ngucur deres banget. Saking depresinya coba cari model tambal pake bahan yg lebih kuat.
Gw cabut lah itu tangki, pindah in bensin, kuras dan cuci tangki, terus gw jemur. Gw coba langsung ke bengkel las, nanya buat nambal tangki yg bocor, tukang las pada ga bisa dan ga mau, sampe akhir nya ada tukang las yang menganjurkan buat ke tukang service radiator. Bingung, iya gw bingung, apa hubungan radiator dengan tangki, sampe akhir nya gw ke tukang radiator dan nanya bisa tambal tangki bocor apa ga. Jawaban nya langsung, "Ok tunggu aja ya 1-2 jam, ini nanti di jemur dulu" (kaga nyambung sama pertanyaan gw. wkwkwk) tapi gw jadi tau kalo tukang service radiator juga suka nambal radiator yg bocor, dan ini adalah cara paling ampuh yg gw tempuh buat motor gw. Sampe sekarang motor gw kaga bocor lagi. Biaya paling banter cuma 20k aja, sisanya tergantung ente" nawar, bisa cuma 10k kalo ente pinter nawar. Ha2..


Kira" jadi nya kaya gini ni kalo di tambal di service radiator.
Emang bakal ada lecet di tangki tapi no problem, bisa di cat ulang atau bisa juga dikasih sticker.
Mudah" an tips ni bermanfaat ya.

Rabu, 26 Oktober 2011

Kecantikan dan Cinta Wanita

Suatu hari...
Anak laki-laki bertanya kepada ibunya.



"Kenapa kau menangis,Bu?"

"Karena aku seorang wanita",kata ibunya.


"Aku gak ngerti Bu", kata anak itu.

Ibunya hanya memeluk dan berkata "Dan kamu gak akan pernah ngerti".




Sejalannya dengan waktu, anak ini tumbuh dewasa dan ia tetap ingin tau kenapa wanita menangis.
Akhirnya ia menghubungi Tuhan dan berkata:



"Tuhan kenapa wanita mudah menangis?"

Tuhan berkata:

"Ketika aku menciptakan wanita, ia diharuskan untuk menjadi orang yang istimewa.
Aku membuat bahunya cukup kuat untuk menopang dunia, namun harus cukup lembut untuk memberi kenyamanan".

"Aku memberinya ke kerasan untuk membawanya tetap tegar ketika orang-orang menyerah dan mengasuh keluarganya dengan penderitaan dan kelelahan tanpa mengeluh".



"Aku memberinya kepekaan untuk mencintai anak-anaknya dalam setiap keadaan, bahkan ketika anaknya bersikap sangat menyakiti hati".


"Aku memberi kekuatan untuk mendukung suaminya dalam kegagalannya dan melengkapi dengan tulang rusuk saminya untuk melindungi hatinya".


"Aku memberinya kebijaksanaan untuk mengetahui bahwa seorang suami yang baik tak akan pernah sakiti istrinya, tapi terkadang menguji kekuatannya dan ketetapan hatinya untuk berada di sisi suaminya tanpa ragu".


"Dan akhirnya, Aku memberinya air mata untuk diteteskan, ini adalah khusus miliknya tuk digunakan kapan pun".





Taukah kamu?
Kecantikan wanita bukan dari pakaian yang dikenakan, sosok yang ia tampilkan atau bagaimana ia menyisir rambutnya.

Kecantikan wanita harus dilihat dari matanya karena itulah pintu hatinya tempat dimana cinta itu ada.