Mulai dari perjalanan dan
petualangan saya di dalam alam belantara nan indah ini. (Lebay dikit tapi emang
beneran bagus sih).
Beberapa dari kita mungkin sudah ada
yang pernah pergi dan berpetualang ke alam terbuka, dan yang paling umum adalah
pendakian ke gunung yang sekarang dah jadi "tren" gara - gara film yang ada di
penggaris (sekian cm.. He2.. Ngegaring. ^^”). Memang kita akan merasa puas
dengan mendaki dan pada jaman yang sedikit - sedikit selfie dan foto - foto,
kita akan merasa puas dengan mendapat foto-foto yang berbeda dari pemandangan
di perkotaan.
Dalam mendaki kita butuh persiapan, terutama persiapan dalam informasi, maka akan saya coba jabarkan informasi - informasi yang bersangkutan dengan Gunung Slamet ini.
Gunung Slamet ini adalah gunung
tertinggi kedua di Pulau Jawa setelah Gunung Semeru, bisa dibuktikan dengan
mengunakan peta AMS (Army Map Service)
kalau Gunung ini merupakan gunung tertinggi kedua. He2.. Terdapat beberapa
kawah di gunung ini yang semuanya masih aktif, bisa diliat dari asap belerang
yang masih sering “ngebul” di dapur perkawahan. He2..
Gunung Slamet ini terletak diantara
5 kabupaten yaitu Kabupaten Brebes, Kabupaten Banyumas, Kabupaten Purbalingga,
Kabupaten Tegal dan Kabupaten Pemalang dan terletak di Provinsi Jawa Tengah.
Letak Geografis-nya ada di 7°14’30” LS - 109°12’30” BT dengan ketinggian puncak
3.428 mdpl.
Ada
beberapa jalur yang dapat dilalui, antara lain adalah jalur berikut:
· Desa Bambangan yang terletak di
Kabupaten Purbalingga (sebelah Timur Gunung Slamet).
· Kecamatan Baturaden yang terletak di
Kabupaten Banyumas (sebelah Selatan Gunung Slamet).
· Dusun Kaliwadas yang terletak di
Kecamatan Sirampog, Kabupaten Brebes (sebelah Barat Daya Gunung Slamet).
· Desa Guci yang terletak di Kabupaten
Tegal (sebelah Barat Daya Gunung Slamet).
Saya kebetulan melalui jalur pendakian Kaliwadas.
Jalur ini umum tapi jarang yang melalui jalur ini, padahal jalur ini sangat
menarik, tujuan awal saya melintasi jalur ini adalah untuk mendapatkan sensasi
baru dari jalur yang jarang dilalui. Biasalah ya mencari tantangan baru buat
mendapatkan bayaran yang setimpal dari pembiayaan. He2..
Perjalanan di lakukan selama 5 hari (27 November
2012 – 31 November 2012) termasuk berangkat dari Bandung dan pulang ke Bandung.
Saya juga akan memberikan informasi selengkap-lengkapnya buat referensi siapa
tau bakal bisa ngebantu waktu pendakian ke lokasi ini. (Koordinat yang saya
gunakan adalah koordinat untuk peta topografi AMS, altimeter yang digunakan
adalah altimeter barometer)
27
November 2012
Pada hari ini, saya dan 2 teman saya
berkumpul dan memperiapkan barang bawaan pada pukul 11.00 WIB, dan kami
berangkat dari Pool Goodwill pada pukul 19.30 WIB. Kami menggunakan Bis
Goodwill karena bis ini tergolong murah untuk anak usia kuliahan, berusaha
mendapatkan hasil yang memuaskan dengan biaya yang serendah - rendahnya. He2..
Sambil berbincang kami pun akhirnya tertidur juga dan bis penuh sesak karena
bis ini bukan bis patas, tapi bis ini tergolong cepat dalam melaju.
28
November 2012
Saking cepatnya pukul 03.30 WIB, bis
ini udah sampe aja di tujuan kita, sampailah di Bumiayu. Sempat terjadi
kebingungan karena kami mulai mencari angkutan atau kendaraan kita enuju
destinasi selanjutnya, untung ada ojek – ojek yang sudah “stand by” di Bumiayu ini, walau pun jumlah tukang ojek yang ada
sedikit tapi tukang ojek ini benar” membantu kami menghadapi kegalauan mencari
kendaraan (alay.. ha2..). Akhirnya dapat lah 3 tukang ojek dan mulai berangkat
menuju Pasar Bumiayu pada pukul 03.36 WIB. Begitu sampai di Pasar Bumiayu ini,
langsunglah dapat angkutan mobil bak terbuka pukul 03.41 WIB menuju Pasar
Sirampog/Pengasinan. Dari Pasar Bumiayu ini, mobil bak terbuka ini bakal
ngelewatin daerah pedesaan yang jelas udaranya masih seger. Sambil jalan, mobil
ini mengangkut orang - orang dan pedagang - pedagang yang mau jualan di Pasar
Sirampog/Pengasinan.
Sampai di Pasar Sirampog pukul 04.49
WIB dengan disambut dengan keramaian pasar pedesaan dan sejuknya udara pagi.
Setelah turun sejenak, kami sedikit berfoto - foto dan mengambil beberapa waktu
untuk sarapan di warung nasi dekat pasar. Setelah makan dan ngobrol santai,
kami melakukan “planning” ulang untuk
memastikan akan berjalan atau pakai angkutan. Pada awalnya kami merasa akan
berjalan kaki, tapi ujung - ujungnya kami memutuskan untuk menggunakan ojek
lagi, tidak seperti apa yang kami bayangkan, dari Pasar Sirampog ini ternyata
jalan meuju Pos Perijinan jauh banget.
Setelah sekitar sejam kami
menggunakan ojek, akhirnya kami sampai di Pos Perijinan (02953.91991 alti GPS
1785mdpl) ini kami langsung berbincang dan ijin menggunakan tempat untuk
istirahat sejenak. Pos Perijinan ini sebenarnya tidak berbentuk seperti pos
biasanya, tempat perijinan ini berupa rumah warga dan kami untungnya naik ojek
yang sudah paham lokasi perijinan pendakian. Setelah selesai istirahat, packing
ulang dan mempersiapkan segala sesuatunya, pukul 11.40 WIB kami memulai
pendakian. Jalan yang kami tempuh berupa jalan setapak bebatuan dan jalan
tanah, seringkali kami menemui percabangan - percabangan dan kami sempat
bertanya ke penduduk sekitar untuk melalui percabangan tersebut.
Setelah berjalan 51 menit, kami menemukan Shalter
(02963.91980 alti I 1840 mdpl, alti II 1880 mdpl), yang terdapat bendungan yang
tingginya sekitar 5 meter-an, air di bendungan ini cukup menarik dimana
warnanya hijau kebiru - biruan. Tetapi Shalter ini tidak dianjurkan untuk
mendirikan tenda karena berada pada daerah rawan longsor. Pada Shalter I ini
juga akan ditemui batas perubahan vegetasi dari pepohonan pinus ke hutan
heterogen.
Pada pukul 12.43 WIB kami berangkat dari Shalter 1
menuju Pos I Pondok Growong (02969.31977 alti GPS 1992 mdpl, alti I 1990 mdpl)
jalur akan mulai menanjak dan medan menuju Pos I adalah bebatuan dan juga
tanah. Jalur sedikit rimbun waktu mendekati Pos I. Setelah sampai, kami pun
memasak makan siang, disebelah Pos ini terdapat pohon yang cukup tinggi tetapi
memiliki lubang di bagian bawahnya (mungkin ini lah yang dimaksud pondok
growong karna growong sendiri punya arti lubang, he2..). Mengambil waktu
sejenak, kami pun berfoto-foto ria di pohon tersebut.
Pada pukul 15.30 WIB kami melanjutkan perjalanan
dari Pos I menuju Sumur Penganten (02970.91977 alti GPS 1993 mdpl, alti I 2020
mdpl), akan melalui jalur datar yang pada kanan dan kirinya terdapat
semak-semak dan terdapat jalan setapak yang ditutupi oleh rumput. Pada jalur
menuju Sumur Penganten ini terdapat banyak percabangan yang samar-samar, akan
tetapi terdapat satu jalur utama yang menuju ke Sumur Penganten. Melewati Sumur
Penganten, kami sedikit menjauh dari gunung. Pada Sumur Penganten terdapat mata
air yang yang bisa diambil dengan menuruni tangga yang terbuat dari besi dan
kondisi tangga sudah sangat rapuh untuk dilalui dengan dinding mata air yang
berlumut, serta terdapat sesajen disekat sumber mata air tersebut. Pada Sumur
Penganten ini juga terdapat rumah kecil yang terdapat sesajen. Sedikit berbau
angker di tempat ini karena tidak hanya di rumah kecil tersebut saja, melainkan
ada sesajen di tempat mengambil air tersebut. Pada saat kita berhenti sejenak
setelah mengambil air, kami bertemu sekumpulan orang yang sedang melakukan
wisata dan ada 2 orang tua yang memasuki rumah kecil yang berisi sesajen
tersebut, dan kami pun mengambil waktu sejenak untuk mengambil foto dengan
mereka dan mereka pun berfoto dengan kami, sampai ada yang ingin merasakan
beratnya tas kami dan berfoto dengan kami. He2..
Pukul 16.30 WIB dari Sumur Penganten kami melanjutkan
menuju Pos III (02991.91971 alti GPS 2290 mdpl, alti I 2220 mdpl), terdapat
jalan setapak dan jalan tertutup oleh semak tumbuhan jelatang. Kelembapan pada
jalur ini mulai tinggi, dapat dilihat dari banyaknya pepohonan dan juga akar
yang berlumut, pohon pada jalur ini lumayan tinggi dan rimbun, dan terdapat
beberapa akar gantung di jalur ini. Pada jalur ini juga terdapat 2 pos bayangan
yang masing-masingnya cukup untuk mendirikan 2 tenda ukuran 3 orang, akan
tetapi pada pos bayangan yang pertama di jalur ini, tidak dapat didirikan tenda
karena dasarnya terdapat akar yang menonjol. Pada medan ini terdapat tragedi
dimana tracking pool salah seorang dari kami yang rusak hanya untuk
memukul tumbuhan jelatang, dan kami pada jalur ini menggunakan jaket karena
pada saat itu mulai sore dan belum bertemu dengan tempat datar untuk mendirikan
tenda. Akhirnya kami memutuskan untuk basecamp di Pos Bayangan II. Pada
pukul 18.13 WIB dan dengan cepat mendirikan tenda karena pada saat itu hujan
mulai turun.
29 November 2012
Setelah bermalam di Pos Bayangan II, kami pun bangun
pukul 06.00 WIB, dan kami memulai perjalanan ke Pos III pada pukul 10.15 WIB
setelah sarapan, membereskan tenda dan juga packing ulang dan sampai di Pos III
pada pukul 10.35 WIB. Setelah berisitirahat sejenak di Pos III, pada pukul
11.15 kami melanjutkan pergi ke Pos V
Samyang Wenah (03002.91979 alti GPS 2740 mdpl, alti I 2640 mdpl), setelah jalan
30 menit dari Pos III ternyata terdapat Pos Bayangan dan berhenti sejenak dan
kami melanjutkan lagi pada pukul 12.03 WIB untuk menuju ke Pos V Samyang Wenah
kami membutuhkan waktu 1 jam 13 menit, jalan pada jalur ini mulai menanjak
terjal, jalan yang dilalui pun mulai terdapat jurang di sisi kanan dan kirinya.
Pada sepanjang jalur ini terdapat banyak sekali pepohonan tumbang dan pada
tumbuhan tersebut terdapat lumut, kami pun sampai di Pos V Samyang Wenah pada
pukul 13.16 WIB. Pada jalur ini cukup licin, karena banyak sekali lumut yang
terdapat pada akar, sehingga dibutuhkan pijakan yang kuat untuk melewatinya.
Kami melanjutkan perjalanan pada pukul 13.40 WIB
dari Pos V dilanjutkan ke Pos Pelawangan (03012.91981 alti GPS 2900 mdpl), pada
Pos ini terdapat tempat yang cukup luas dan terdapat pepohonan tinggi. Jalur
menuju Pos Pelawangan ini naik dan turun, dan jalur ini merupakan sebuah
punggungan yang dimana pada sebelah kiri jalur ini berupa tebing. Pada jalur
ini juga mulai terdapat pepohonan kering yang terdapat bekas terbakar dan
terdapat semak-semak yang berupa tanaman Edelweish. Di jalan menuju Pos
Pelawangan terdapat sebuah shalter yang merupakan pertemuan dari 2 jalur, kami
sampai di tempat ini pada pukul 14.14 WIB, dan pada tempat ini saya dan teman
saya melihat jalur dan juga melihat tempat untuk mendirikan tenda. Sewaktu
sampai di percabangan ini, terdapat tragedi dimana teman saya membawa jaket
berbahan bulu angsa, dan pada saat tersebut sedang terjadi hujan, dia terpaksa
menggunakan jaket bulu angsa dan takut akan bertambah berat ketika terkena
hujan. Ha2.. Konyol sebenernya cuma awalnya terpikir kalau jaket tersebut akan
menghangatkan badan. Setelah melewati shalter ini, pada jalur ini terdapat 2
Pos bayangan yang memiliki lahan sedikit miring. Dan dari shalter ini juga
terdapat beberapa semak-semak yang mengharuskan untuk menunduk ketika melewatinya.
Kami sampai di Pos Pelawangan pada pukul 17.15 WIB dan mulai mendirikan
mendirikan tenda, Pos Pelawangan merupakan perbatasan vegetasi dari pepohonan
menjadi bebatuan. Pada malam hari, kami merencanakan untuk pergi ke puncak dan
mengejar matahari terbit dan merencanakan pada jam 04.00 WIB bangun untuk
menyiapkan pergi ke puncak.
30 November 2012
Pada pukul 05.00 kami bangun, ternyata kami telat,
dan pada pukul 06.30 WIB kami baru menuju Puncak Gunung Slamet (03031.91992
alti GPS 3448, alti I 3450), medan pada jalur ini berupa batuan kerikil, batuan
lepas, dan juga pasir yang menjadi ciri khas sebuah gunung berapi aktif. Pada
jalur ini juga terdapat jalur lintasan lahar yang lumayan besar dan tinggi,
tinggi jalur lahar tersebut sekitar 5 meter. Pada jalur lahar ini juga terdapat
sumber mata air yang berasal dari cekungan yang menampung air hujan. Untuk
mencapai puncak Gunung Slamet via Kaliwadas, kita dapat menyusuri “bibir”
kawah. Asap belerang pada kawah ini sangat pekat, hal tersebut terbukti pada saat
kita menghirup asap belerang tersebut, maka kita akan langsung merasa pusing,
sangat dianjurkan bagi pendaki yang melalui “bibir” kawah ini untuk menggunakan
masker yang dapat menahan asap belerang. Tidak jauh dari Kawah tersebut
terdapat sebuah tugu yang terbuat dari tumpukan batu yang tersusun rapi.
Berjalan lagi menuju puncak Gunung Slamet, akan terdapat sebuah tugu yang
merupakan tugu perbatasan wilayah, setelah melihat tugu perbatasan tersebut
untuk menuju puncak kita perlu melintasi sebuah lembahan dan naik ke
punggungan. Pukul 08.05 WIB kami sampai pada puncak Gunung Slamet, hanya
terdapat sebuah plat besi yang menandakan bahwa tempat tersebut merupakan
puncak Gunung Slamet.
Setelah mendaki melewati jaur Kaliwadas, kami pulang
melalui jalur Baturaden. Pada pukul 09.16 WIB kami pun menuju tempat basecamp
dan kami sampai di basecamp pada pukul 09.46 WIB dan kami merencanakan
untuk tidak makan siang sampai pada Baturaden. Kami pun mulai turun melalui
jalur Baturaden dan mulai berangkat pada pukul 12.00 WIB Untuk melewati jalur
Baturaden dari Pos Pelawangan kita berbalik ke percabangan. Dari percabangan
tersebut, berjalan melalui jalur Baturaden akan terdapat sebuah Pos Bayangan
(03011.91974 Alti GPS 2518 mdpl, Alti I 2480 mdpl), kami tiba di Pos ini pada
pukul 13.32 WIB, pos ini tidak begitu besar, hanya dapat di dirikan 1 tenda
ukuran 3 orang. Medan dari percabangan menuju Pos Bayangan ini berupa turunan
dan sedikit jalan datar, sebagian terdiri dari semak rimbun dan juga pepohonan
tumbang yang mengharuskan untuk menunduk untuk melewatinya.
Setelah melewati Pos Bayangan, berjalan lagi menuju
Pos III (03012.91965 Alti GPS 2290 mdpl, Alti I 2240 mdpl), pada pukul 14.10
WIB kami sampai di Pos III, medan pada jalur ini menurun sedikit curam, jalanan
tanah dan licin, pada jalur ini terdapat akar yang dapat dipijak akan tetapi
akar tersebut sedikit licin. Pos III ini tidak begitu besar, hanya dapat
didirikan 2 tenda ukuran 3 orang.
Dari Pos III pada pukul 14.33 WIB, kami menuju Pos
II (03019.91943 Alti GPS 1486), medan tidak jauh berbeda, jalur berupa tanah,
licin, dan terdapat akar yang licin. Sebelum mencapai Pos II terdapat Pos
Bayangan dan sumber mata air berupa sungai. Kami sampai di Pos Bayangan pada
pukul 15.04 WIB. Pada Pos Bayangan dapat didirikan 2 tenda ukuran 3 orang,
sedangkan pada Pos II dapat didirikan 4 tenda ukuran 3 orang. Letak sumber mata
air sudah sangat dekat dengan Pos II. Dan kami sampai di Pos II pada pukul
16.16 WIB
Dari Pos II pukul 16.30 WIB menuju Pos I (Alti I
1100), jalan pun serupa masih turunan licin, tanah dan juga terdapat akar pohon
yang licin. Yang sedikit membedakan adalah adanya genangan air pada jalur ini.
Pos I ini cukup besar dengan pepohonan tinggi di sekitarnya, pada Pos I ini
vegetasi sudah muali berubah menjadi Pohon Pinus yang tinggi. Pada Pos ini kami
di tawari oleh salah seorang dari Pencinta Alam KMPA FISISP UNSUP untuk
bermalam di kampus mereka karena kondisi sudah malam dan angkutan mulai susah.
Dan kami sepakat untuk menerima tawaran tersebut.
Dari Pos I menuju gerbang Baturaden, medan berupa
jalanan menurun yang landai dan datar, akan tetapi jalan masih berupa tanah.
Setelah keluar dari hutan Pinus, pada pukul 18.30 WIB kami sampai di jalan
aspal dan juga bebatuan yang mengarahkan ke objek wisata Pancuran Tiga. Jalur
menuju Pancuran Tiga sudah berupa jalanan bebatuan yang tersusun rapi. Dan kami
sampai di Pancuran Tiga pada pukul 19.15 WIB dan mulai menunggu untuk di
jemput, dan selagi menunggu kami pun berendam di tempat pemandian air panas
tersebut. Pada pukul 22.30 WIB kami sudah di jemput dan sampai di Kampus UNSUP
pada pukul 23.15 WIB dan kami mencari makan malam dan juga tidur di kampus
tersebut.
31 November 2012
Pada pagi hari kami bangun pada pukul 05.00 WIB
untuk packing dan siap berangkat. Dan pada pukul 06.00 WIB kami minta ijin ke
Mas Leo untuk pergi pulang. Selagi mencari angkutan kami sarapan bubur di depan
Kampus UNSUP. Kami pergi ke terminal pada pukul 06.30 WIB dan sampai di
terminal pada pukul 07.00 WIB. Pada saat kami sampai di Terminal Purwokerto,
kami berpisah dengan Bapak Yuri. Saya dan Saudara Juni berangkat ke Bandung,
sedangkan Bapak Yuri pergi ke Yogyakarta. Kami berangkat ke Bandung pada pukul
09.30 WIB dan sampai di Bandung (Terminal Cicaheum) pada pukul 17.39 WIB dan
karena kondisi tahun baru, saya meminta tolong Bapak Ferdi untuk menjemput,
sekaligus untuk menghemat pengeluaran. Pada pukul 18.08 WIB kami pun sampai di
Kampus Maranatha.